Terima kasih buat Ilham Akbar yang telah meminjamkan buku yang sangat menginspirasi ini, "Chairul Tanjung si Anak Singkong".
Awal cerita dari buku ini mengisahkan tentang suatu moment yang
sangat berkesan buat Chairul Tanjung (CT) dimana ia diberitahukan oleh
ibunya bahwa uang kuliah yang telah di berikan kepadanya adalah uang
hasil menjual kain halus. Mengetahui hal tersebut maka ia pun kemudian
bertekad untuk tidak lagi memberatkan orang tuanya dan akan membiayai
sendiri kuliahnya di FKG UI yang saat kejadian itu masih duduk di
semester 1. Cerita pun berlanjut menilik masa lalunya yang sebenarnya
juga bukan berasal dari keluarga yang miskin karena sebelumnya mereka
sempat memiliki beberapa perusahaan percetakan dan showroom mobil. Namun
karena tidak setuju dengan pemerintahan orde baru maka usaha pun
menjadi bangkrut dan tinggallah mereka kemudian di gang abu, jakarta
pusat yang menurut penuturan CT waktu itu merupakan salah satu daerah
paling kumuh serta kantong kemiskinan di Jakarta.
(dok. : www.gramediamatraman.wordpress.com) |
Pada kalimat-kalimat selanjutnya lebih banyak menyenangkan bagi mereka yang ingin mengetahui bagaimana kisah CT membangun kerajaan bisnisnya, karena setelah berkisah tentang keluarganya, ia mulai berkisah bagaimana ia memulai bisnisnya di bawah tangga kampus UI yang waktu itu masih di salemba. Ia bercerita walaupun terkesan melompat-lompat menurut saya karena tampaknya banyak moment berkesan yang ingin ia sampaikan pada saat awal ia membangun kariernya. Moment membangun karier inilah yang kemudian menjadi salah satu bagian yang cukup banyak dibahas mulai dari bagaimana ia berhubungan baik dengan para petinggi kampus, sehingga sedikit banyak usahanya menjadi lancar sampai bagaimana ia membagi waktu diantara belajar sebagai mahasiswa, memulai bisnis dan kehidupan kesehariannya dimana ia menggambarkan diri sebagai seorang yang supel dan mempunyai banyak teman. Bagian selanjutnya dari buku ini mengisahkan proses pengakusisian Bank Mega yang menjadi tonggak lonjatan usahanya, hingga membangun Trans TV, kemudian mengakuisisi Trans 7 hingga yang menjadi polemik seperti pembelian saham Carrefour pun ia jelaskan di buku ini.
Bahasa penuturan yang digunakan cukup menarik untuk di baca karena
sederhana dan mudah dicerna untuk berbagai kalangan. Dari setiap kalimat
yang ada saya membaca bahwa melalui buku ini CT ingin mengajak setiap
orang yang membaca bukunya untuk kurang lebih mengikuti jejaknya sebagai
pengusaha karena setidaknya ada visi-visi yang jelas ingin ia sampaikan
terkait dengan jiwa wirausaha di Indonesia yang sedang berkembang pesat
ini. Pada moment - moment ini tampaknya beliau juga ingin berbagi salah
satu filosofi/ideologi yang menjadi kebanggannya yaitu "MENJADI
PENGUSAHA BUKAN KARENA BAKAT ATAU KETURUNAN TETAPI KARENA KEMAUAN DAN
KEMAMPUAN YANG TERUS DILATIH" . Hal lain yang menjadi perhatian dalam
buku ini adalah bagaimana ia secara tidak langsung mengajarkan bagaimana
cara berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang-orang yang
berpengaruh terhadap kehidupannya serta bagaimana kerasnya perjuangan
beliau untuk mencapai posisi yang sekarang sudah diraihnya tersebut.
Meskipun tampak sempurna namun buku ini mempunyai beberapa hal yang
mengganjal, karena ada beberapa bagian yang terlalu mengesankan akan
keberhasilan yang diraih terlalu diekspose secara berlebihan serta
testimoni yang di sampaikan ingin membuat CT menjadi malaikat yang
sempurna dimata pembacanya. Saya bahkan saat membaca buku ini sempat
merasa lega ketika ada bagian dimana Ia menceritakan pernah bersikap
emosional hingga menggebrak meja kerja, hal ini saya rasa akan cukup
mengimbangi kisah sebelumnya diceritakan perjalanan kariernya tampak
begitu mulus walaupun menceritakan kejadian yang sangat penuh
perjuangan.
Secara pribadi saya menyarankan agar membaca buku ini karena memang
sangat menginspirasi, apalagi bagi mereka yang sedang meniti karier
dalam dunia bisnis yang terkenal penuh dengan perjuangan dan kerja
keras. Dengan membaca buku ini mungkin kita akan sedikit banyak
mengambil pelajaran yang ingin disampaikan CT melalui bukunya. Walaupun
saya membaca buku ini hanya dari hasil meminjam namun selayaknya memang
jika kita mempunyai uang untuk membeli masing-masing sebagai penghargaan
bagi beliau yang mungkin dalam waktunya yang serba sibuk menyempatkan
diri menyusun biografi yang mungkin ingin dipersembahkan kepada kita
semua. Akhri kata terima kasih Allah swt atas kesempatan yang diberikan
untuk membaca buku ini dan terima kasih juga untuk Bapak Chairul Tanjung
atas berbagi pengalamannya yang menginspirasi, semoga nanti kita bisa
bekerja sama.,.,., aamiinn
1 Komentar
cawapres PKS ya.....:D
BalasHapus